RSS

Rabu, 07 Juli 2010

Bagaimana Kabar Imanmu hari ini Saudaraku??

Apa kabar saudaraku? Bagaimana keadaan imanmu hari ini? Bagaimana pula kabar imanmu hari ini? Karena engkau pasti tahu bahwa yang menjadi ukuran kita selamat di Yaumil Akhir nanti adalah tingkat amal kita di dunia.

Pernahkah engkau mengingat kematian wahai saudaraku? Karena kematian menjadi kepastian; tanah menjadi tempat pembaringan; munkar dan nakir menjadi tamu; kuburan menjadi tempat tinggal; perut bumi menjadi tempat menetap; kiamat menjadi janji yang pasti; surga dan neraka menjadi tempat kembali.

Pernahkah terbersit dipikiranmu? Tatkala manusia dikumpulkan di Padang Mahsyar? Pernahkah terbersit dipikiranmu wahai saudaraku, tatkala disana matahari sangat dekat di ujung kepala? Rasulullah SAW bersabda : Di hari kiamat nanti matahari akan mendekati manusia, sehingga jaraknya hanya satu mil. Manusia akan berada dalam keringatnya masing-masing sesuai dengan amal perbuatannya. Ada yang keringatnya sampai mata kaki, ada yang sampai lutut, ada yang sampai setengah badan dan ada yang tenggelam sampai mulutnya.


Senin, 05 Juli 2010

Sungguhkan Kita Terlalu Sibuk???

Repost dari fb, sebagai nasihat untuk saya pribadi dan insyaaAlloh juga bermanfaat untuk teman-teman sekalian. Hanya ingin sama-sama belajar, dan saling mengingatkan. Semoga Alloh berkenan memberikan kemudahan bagi kita untuk senantiasa memperbaiki diri. amiin

Seringkali kita merasa tak punya waktu
Entah dengan alasan Sok Sibuk, atau Banyak Acara
Sehingga...



Kita mengeluh tak punya waktu untuk membaca Al-Qur’an
Padahal kita selalu punya waktu untuk membaca koran dan buku-buku tak bermutu

Kita mengeluh tak punya waktu untuk menghafal Al-Qur’an
Tapi kita selalu punya waktu untuk nonton TV dan facebook-an

Sabtu, 03 Juli 2010

Aku Bertanya.....

KENAPA AKU DIUJI?
"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?
Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta"[Al-Ankabut: 2-3]

KENAPA AKU TAK DAPAT APA YG AKU IDAM-IDAMKAN?
”... Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui" [Al-Baqarah: 216]

KENAPA UJIAN SEBERAT INI?

Kamis, 01 Juli 2010

Tentang dia dan skenarioku....

Siapa dia??
Aku tak pernah kenal sebelumnya
Dia sangat asing bagiku
Bahkan tak pernah terfikir dalam anganku
Bahwa Allah kan mempertemukanku dengannya

Dia datang secara tiba-tiba
Begitu pula pergi secara tiba-tiba
Hmm.....apakah ini kebetulan belaka?
Yaa mungkin kebetulan saja (jawab hatiku)
 
Tapi......tunggu dulu
Bukanlah semua kejadian sudah ada yang mengatur??
Aku percaya inilah skenario bagiku dari-Nya
Allah telah mempertemukanku dengan orang yang "tepat"

Rabu, 23 Juni 2010

Catatan Harian Seorang Ayah

Medan, 15 Juni 1975

Hari ini engkau terlahir ke dunia, anakku. Meski tidak seperti harapanku bertahun-tahun merindukan kehadiran seorang anak laki-laki, aku tetap bersyukur engkau lahir dengan selamat setelah melalui jalan divakum. Telah kupersiapkan sebuah nama untukmu; Qaulan Syadida. Aku sangat terkesan dengan janji Allah dalam surat Al Ahzab ayat tujuh puluh, maknanya perkataan yang benar. Harapanku engkau kelak menjadi seorang yang kaya iman dan memperoleh telah dijanjikan Allah dalam Al-Quran. Sungguh kelahiranmu telah mengajarkanku makna bersyukur...

1981

Sabtu, 19 Juni 2010

Kenapa Wanita Mudah Menangis

Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang bertanya pada ibunya. "Ibu, mengapa Ibu menangis?". Ibunya menjawab, "Sebab ibu adalah seorang wanita..".
Sampai kemudian si anak itu tumbuh menjadi remaja, ia tetap bertanya-tanya, mengapa wanita mudah sekali menangis. Hingga pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan, "Ya Allah, mengapa wanita mudah sekali menangis?"

Jumat, 18 Juni 2010

Air Mata Rosulullah

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam", kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.

Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?"....."Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan.
Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang.

"Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut," kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya.

Teruntuk Saudariku yang Sedang Dalam Masa penantian















ijinkanlah saya berbagi dalam goresan tulisan ini...
jika menurut teman-teman, baik...maka ambillah...
dan jika menurut teman-teman, buruk...maka tinggalkanlah.... 

Saudariku...muslimah...

wanita muslimah…laksana bunga….yang menawan…
wanita muslimah yang sholehah….bagaikan sebuah perhiasan yang tiada ternilai harganya….
Begitu indah…
begitu berkilau...
begitu menentramkan...

teramat banyak yang ingin meraih bunga tersebut…
Namun tentunya....tak sembarang orang berhak meraihnya….menghirup sarinya….

Rabu, 16 Juni 2010

Bapak..... T.T

Semalam ibu menceritakan kembali tentang sisi lain dari bapak yang belum kami ketahui selama ini.....
Tak terasa air mata menetes lagi.......Ada rasa rindu yang mendalam, rindu dengan sosoknya yang subhanallah, mungkin buat orang lain biasa, tapi buat kami, beliau adalah seorang bapak yang selalu mengajarkan kepada kami arti dan pentingnya "kesederhanaan"....















Yang tidak bisa diucapkan papa ....


"Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang bekerja diperantauan, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya.. akan sering merasa kangen sekali dengan Mamanya.

Lalu bagaimana dengan Papa?

Senin, 14 Juni 2010

To my Rainbow
















untuk setiap malam dimana aku tak bisa pejamkan mata 
untuk setiap mimpi yang tak pernah aku tahu artinya
dan untuk setiap harapan yang tertanam kuat di dalam asa
apakah kau bisa ceritakan padaku arti perasaanku ini?

untuk setiap ta’lim yang menyejukkan jiwa yang kotor ini
untuk setiap tausiyah yang tiada henti menggetarkan hati
dan untuk setiap ayat dalam Qur’an yang menakjubkan ini
apakah kau bisa ceritakan padaku arti kegelisahanku ini?

untuk setiap kilometer perjalanan panjangku
untuk setiap masalah yang selalu datang menghampiriku
dan untuk setiap waktu yang selalu berharga buatku
apakah kau bisa ceritakan padaku arti sikapku ini?

untuk setiap alunan lagu yang membelai telingaku
untuk setiap lantunan lirik yang menyejukkan dan menyerap emosiku
dan untuk setiap inspirasi yang merasuk ke dalam otakku
apakah kau bisa ceritakan padaku arti keluh-kesahku ini?

karena aku tak bisa menjawabnya sendiri
karena begitu banyak pertanyaan yang ingin aku ungkapkan padamu
karena aku masih ingin mengejar pelangi itu
karena di sanalah aku letakkan semua asa dan mimpiku
karena pelangi itu masih begitu jauh dalam jangkauanku
karena aku masih bisa berlari
karena aku masih bisa bernafas
karena jantungku masih berdegup mengalirkan darah beserta oksigen
karena…
Karena Allah masih mengijinkanku untuk hidup

untuk matahari yang selalu menyambut pagiku
terima kasih telah menghangatkanku
untuk hujan yang selalu mengiringi kesedihanku
terima kasih telah menghapus dukaku
untuk bintang-bintang yang berpendar di langit malam
terima kasih telah membuatku takjub
untuk teman-teman yang aku miliki dan tak akan aku lepas
terima kasih telah mencerahkan hari-hariku
untuk ayah dan bunda yang telah banyak aku susahkan
terima kasih atas semua kasih sayang dan cintanya selama ini

-Ghany Arasyid-

Senin, 07 Juni 2010

T.T


Tatkala embun pagi itu tlah pergi
Ketika itu juga harapan sang mentari tlah hilang
Embun pagi ada apa gerangan denganmu?
Sang mentari hanya ingin menyambutmu dengan sejuta serpihan kebahagiaan
Kebahagiaan untuk menyinari dunia dengan senyuman
Apalah arti senyuman sang mentari bila embun pagi tlah pergi
Masih bisakah sang mentari akan tetap tersenyum dan terus tersenyum
Embun pagi takkah kau bisa kau rasakan hadirnya senyuman hangat sang mentari
Sang mentari akan terus tersenyum sampai dia bisa temukan harapan kecil itu lagi
Sebuah harapan untuk waktu yang akan mempertemukan denganmu duhai embun pagi
Entah kapan….kapan….dan kapan harapan kecil itu akan terwujud…
Semoga suatu saat nanti………

Sebuah skenario

Tulisan jadul waktu masih kuliah ternyata masih ada =D..he2 coba dibaca lagi daaaaan...akhirnyaa..=)
Sedikit kesimpulan muncul...cling---cling--clinggg ^.^
Kita hidup didunia ini bila diibaratkan, tak lebih dari seorang bintang film yang mendapatkan skenario dari Sang sutradara, yaitu Allah Ta'ala. Bagaimanapun skenario itu, entah baik atau buruk, kita tetep harus "melokonkannya"...tinggal bagaimana kita bisa menyikapinya dengan "Baik"...
Apapun kejadian yang menimpa kita, sejatinya sudah ada yang mengatur, dan kita tak perlu takut dengan 'kejadian', karena yang seharusnya ditakutkan adalah ketika kita tak bisa melihat hikmah dibalik 'kejadian'



Terkadang Allah menghilangkan sekejap matahari
Lalu Allah turunkan petir dan guntur
Puas kita menangis mencari di mana matahari
Ternyata Allah ingin menghadiahkan kita pelangi
(NN)

Akankah pelangi itu hadir disela-sela sedihnya
Ataukah hanya petir dan guntur yang akan ditemuinya
Senyum itu kini terus memudar
Karena matahari telah meninggalkannya

Sedihnya semakin dalam
Tatkala ia tak menemukan pelangi itu
Kini penantiannya hanyalah sia-sia
Harapan kecil itu tak akan pernah ada

Namun……. ketika ia menoleh ke belakang
Pelangi itu tengah muncul sangat indah
Indah…..sekali, hingga senyumnya mengembang lagi
Dalam hatinya bergumam,inilah pengganti mataharinya

Lalu ia berlari mendekat sang pelangi
Dia terus berlari dan berlari
Tapi ia berlari sangat kencang
Hingga akhirnya iapun terjatuh

Lama ia tak sadarkan diri
Dan Ketika dia terbangun dan sadar
Ia hanya bisa menunduk dan menangis sedih
Tetes air matanyapun terjatuh ditanah

Ternyata……………………..
Dia hanya bermimpi melihat sang pelangi itu
Kini ia hanya bisa merenung
Merenung untuk mensyukurinya
Bukan untuk melupakannya
Karena ini hanya skenario yang dimainkan olehnya

Teruntuk yang kusayang slalu…..


Sungguh harus berapa kali ku ucap….
Ku sayang mereka karena Allah….
Kini…smua kebiasaan telah berubah
Berubah karena bertambahnya usia dan waktu

Bila dulu kamar tidur yang selalu harum pewangi, kini berubah menjadi bau obat
Bila dulu kemanapun aku pergi selalu diantar mereka, kini menjadi aku yang harus mengantar mereka…
Bila dulu mereka yang merapikan rambutku, sekarang aku yang gantian merapikan rambutnya

Seandainya diriku ini adalah peri
maka ku akan menaburkan semua jenis bubuk kebahagiaan untuk mereka
Seandainya diriku adalah pesulap
maka ku akan memberikan semua atraksi yang lucu agar mereka tersenyum
Tapi aku bukan mereka, aku hanya hamba Nya yang masih banyak kekurangan
sehingga untuk sekedar bilang “aku sayang” saja terasa sangat sulit

Apakah kalian tahu mengapa kata-kata itu tak bisa keluar dari mulutku???
Karena…..karena AKU TERLALU SAYANG MEREKA…..
Karena AKU TERLALU CINTA MEREKA
Sungguh aku sayang mereka karena Allah
“IBU BAPAK ………… “

Dan sekali lagi ku ingin berucap “aku sayang BAPAK karena Allah”………….maaf jika sampai bapak tlah tiadapun, aku tak mampu untuk mengucapkan kata2 indah itu…..sungguh penyesalan selalu datang di belakang…….
Kadang kita sendiri tak menyadari bahwa ketika kita mencintai atau menyayangi seseorang terlalu sayangnya maka kita tak akan sanggup untuk mengatakan hal itu, karena kita terlalu takut..takut mengecewakan seseorang yang kita sayang…..
ku hanya titip pesen buat temen2 yang masih memiliki ortu yang lengkap (ayah-ibu)…sayangi mereka selalu selama mereka masih ada, buatlah mereka selalu tersenyum dan jangan buat mereka meneteskan air mata sedih karena kita, jangan pernah sia-siakan waktu yang ada untuk berbincang2 dengan mereka, carilah ilmu dari semua pengalaman mereka, dan yang terpenting…buatlah mereka bangga memiliki anak seperti kita…..

Buat temen2 yang mungkin sudah ditinggal salah satu dari ortunya, janganlah kita berhenti dan lelah untuk selalu berdoa untuk mereka, untuk selalu memohonkan ampunan kepada Allah, karena yang paling berhak mendoakan dari lingkungan keluarga, adalah anak. Sebagaimana diperintahkan Allah, ''Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua (ibu-bapak) dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah 'wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil','' (QS Al-Isra (17): 24). Doa anak shaleh inilah yang oleh Nabi Muhammad SAW dinyatakan bisa mengalirkan pahala bagi orang yang sudah meninggal, di samping shadaqah jariyah dan ilmu yang bermanfaat.

Ya Allah ampunilah bapak/ ibu kami yang telah tiada, angkatlah derajatnya dalam kelompok orang-orang yang mendapat petunjuk, berilah penggantinya sesudah kepergiannya menyusul orang yang telah berlalu, ampunilah kami dan beliau, wahai Robb alam semesta berikanlah ia kelapangan di dalam kuburnya dan terangilah ia di dalam kubur..amiiin

Minggu, 30 Mei 2010

Akhwat.....wat.....wat... =)



AKHWAT Oh… Akhwat
Wanita anggun pembasmi maksiat
Busananya rapi menutup aurat
Paling anti pake pakaian ketat
Katanya sich, ini salah satu ciri muslimah yang taat

Oh… Akhwat
Rajin mengaji dan tahajud dimalam yang pekat
Alasannya, biar selamat dunia dan akhirat
Ngga lupa dia doa dan munajat
Agar mendapat teman sejati dalam waktu cepat

Oh… Akhwat
Aktivitasnya begitu padat
Kuliah, organisasi sampe-sampe sehari 3 x ngikutin rapat
Ada juga yang ngajar TPA dan ngajar privat
Demi Allah, semua dilakukan dengan semangat

Oh… Akhwat
Tapi hari ini kok seperti kurang sehat?
Badan lesu dan muka keliatan pucat
Jalannya lunglai dibawah terikan matahari yang menyengat
Ooo.. ternyata dia, magh nya lagi kumat
(Abis… waktu sarapan cuma makan sepotong kue donat!)

Oh… Akhwat
Banyak juga yang berjerawat
Dari yang kecil-kecil sampe yang segede tomat
Padahal sudah nyobain semua sabun dan juga obat
( Sabar… sering wudhu lama2 juga ilang, Wat!)

Oh… Akhwat
Sering betul kirim SMS buat para sahabat
Isinya kalo ngga ngundang syuro, ya.. ngasih tausiyah atau nasihat
Walau kadang terasa bikin pulsa ngga’ bisa hemat

Oh… Akhwat
Paling seru waktu kumpul sesama akhwat
Ngobrolin dakwah sampe hal-hal yang kadang kurang manfaat
Apalagi kalau sudah pada saling curhat
Bisa-bisa air mata mengalir begitu lebat
( Wiih, curhat apaan tuh, Wat!)

Oh… Akhwat
Paling berani kalo di ajak debat
Siap bertahan sampe lawan bicaranya mulai sekarat
1 jam.. 2 jam.. 3 jam.. Wuiih dia masih kuat..!
( siapa yang tersinggung, hayoo..tunjuk kaki)

Oh… Akhwat
Sore-sore makan soto babat
Makannya rame-rame bareng temen satu liqo’at
Maklum, hari itu ada yang baru punya hajat

Oh… Akhwat
ada yang bisa SILAT..
ada juga yang JAGO BUANGET LOMPAT
sampe-sampe JURUS CHE YUNG FAT pun diBABAT
g MASALAH sampe KERINGET..
dasar akhwat..IKHWAN pada TAKUT,WAT..!! GAWAT..!!

Akhwat… Akhwat…
Pergi kuliah di hari Jumat
Buru-buru karena takut datangnya telat
Padahal hawa kantuk masih terasa melekat
Gara-gara Facebookkan tengah malem sampe jam 1 lewat
( So.. What gitu Wat ?!)

Oh… Akhwat
Banyak yang nggak mau dimadu, apalagi jadi istri ke empat
( Waduh, kalau yang ini ane nggak berani nerusin, Wat!)
Oh… Akhwat
Mau lebaran bantuin ibu buat ketupat
Hati gembira karena mau ketemu sanak kerabat
Tapi kesel saat ditanya… Lebaran ini masih sendiri, Wat?

Oh… Akhwat
Berharap sang pengeran datang tidak terlambat
Untuk menjemput ke hidup baru yang penuh rahmat
Namun apa daya saat proses ta’aruf jadi tersendat
Gara-gara sang Ikhwan, malah akhirnya ngurungin niat

Oh… Akhwat
Masih Banyakkah yang seperti Fatimah Binti Muhammad?
Yang memilih pendamping bukan kerena harta, tahta dan martabat
Atau hanya tertarik pada gemerlap dunia yang sesaat
Tapi… Agama dan Akhlak itulah yang ia lihat

Oh… Akhwat
Hidup memang tak selamanya nikmat
Kadang ringan kadang juga terasa berat
Tapi teruslah Istiqomah kau di setiap saat
Karena engkaulah…. Bidadari Harapan Ummat!

disana AKHWAT disini AKHWAT
JANGAN MArah y, WAT..
AFWAN….
HIDUP AKHWAT!!!
Muslimah

Rabu, 26 Mei 2010

Tetaplah Tersenyum =)



Bila kondisi hari ini masih seperti kemarin di mana harapan belum menjelma menjadi nyata. Tetaplah tersenyum. Bukan berarti Allah mengabaikan doa-doa kita. Kita tahu, Allah adalah Dzat Yang Maha Mengabulkan doa-doa hamba-Nya.

"Berdoalah kepada-Ku niscaya Aku akan mengabulkannya" (QS Al mu'min:60).

Tak ada yang dapat meragukan janji-Nya. Doa kepada-Nya ibarat sebuah investasi. Tak akan pernah membuat investornya merugi. Karena penjaminnya adalah Dzat Yang Maha Pemurah, Yang Maha Berkuasa atas segala sesuatu. Dzat Yang Maha Welas Asih itu, tak akan pernah ingkar janji. Tidak akan sia-sia munajat yang kita mohonkan pada-Nya, baik di waktu siang apalagi di sepertiga malam. Ketika lebih banyak makhluk-Nya pulas, dalam dekapan dinginnya malam dan hangatnya selimut tebal.

Bila belum ada perubahan berarti tentang rencana-rencana kita, tetaplah tersenyum. Allah lebih mengetahui apa-apa yang baik untuk kita. Yakinlah, bahwa:

"Sesuatu yang telah ditentukan oleh Allah pasti akan datang, maka janganlah kalian minta untuk disegerakan." (QS An Nahl:1).

Allah Maha Mengetahui kapan sesuatu pas untuk kita, baik dalam sisi timing maupun momentnya. Allah, Pencipta alam raya ini, adalah sutradara hebat, yang tidak akan membiarkan kita terpuruk dalam keburukan. Selama kita yakin akan kekuasaan-Nya, yakin akan kasih sayang-Nya.

Jika semua serasa mandeg, tak ada kemajuan berarti. Tetaplah juga tersenyum. Allah punya cara sendiri untuk membuat kita senantiasa dekat dengan-Nya. Mungkin, semua ini dibuat-Nya untuk kita agar kita senantiasa hanyut dalam sujud-sujud panjang di penghujung malam. Senantiasa larut dalam tangis penuh harap, dalam buaian doa-doa panjang nan khuyuk.

Semua tak akan tersia-sia begitu saja. Allah, mencatat setiap upaya yang kita lakukan dan doa yang kita panjatkan. Segala sesuatu yang kita perbuat, sekecil apa pun itu, akan menuai balasan di sisi-Nya kelak. Niatkan semuanya hanya untuk meraih ridha-Nya, agar perjuangan hebat ini tak hanya bermakna sementara. InsyaAllah kita akan memetik buahnya kelak, di waktu yang telah Ia tentukan.

Dunia ini fana. Tak ada yang kekal didalamnya. Pun perjuangan ini, pengorbanan ini, juga kesulitan ini. InsyaAllah, suatu hari nanti, harapan akan berbuah kebahagiaan. Akan menjelma menjadi kemudahan. Karena, sekali lagi, Allah telah menjamin:

"Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan." (QS Al Insyirah: 5-6)

"Allah pasti akan memberikan kemenangan atau mengadakan keputusan yang lain dari sisi-Nya." (QS Al Maidah:52)


Tetaplah berbaik sangka kepada-Nya. Tetaplah berharap sepenuh hati kepada-Nya. Tetaplah gantungkan asa setinggi apa pun itu, hanya kepada-Nya. Sekali lagi, hanya kepada-Nya.

"Sesungguhnya, rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik."(QS Al A'raf: 56)

"Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir." (QS Yusuf: 87).


Dan, jika akhirnya harapan tidak menjelma seperti yang kita idamkan, tetaplah terus berbaik sangka kepada Tuhan Yang Maha Mengetahui. Karena,

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui." (QS Al Baqarah: 216).

Teruslah berjuang. Demi sebuah azzam yang dipancangkan untuk meraih ridho Ilahi Robbi.

keep smiling ukhwah fillah...^_^

Selasa, 25 Mei 2010

Sampai Mana Persiapan Kita Ke Surga
















Sholat dhuha cuma dua rakaat, qiyamullail (tahajjud) juga hanya dua rakaat, itu pun sambil terkantuk-kantuk. Sholat lima waktu? Sudahlah jarang di masjid, milih ayatnya yang pendek- pendek saja agar lekas selesai. Tanpa doa, dan segala macam puji untuk Allah, terlipatlah sajadah yang belum lama tergelar itu.

Lupa pula dengan sholat rawatib sebelum maupun sesudah shalat wajib. Satu lagi, semua di atas itu belum termasuk catatan, "Kalau tidak terlambat" atau "Asal nggak bangun kesiangan." Dengan sholat model begini, apa pantas mengaku ahli ibadah?

Padahal Rasulullah dan para sahabat senantiasa mengisi malam-malamnya dengan derai tangis memohon ampunan kepada Allah. Tak jarang kaki-kaki mereka bengkak oleh karena terlalu lama berdiri dalam khusyuknya. Kalimat-kalimat pujian dan pinta tersusun indah seraya berharap Allah Yang Maha Mendengar mau mendengarkan keluh mereka. Ketika adzan berkumandang, segera para sahabat meninggalkan semua aktivitas menuju sumber panggilan, kemudian waktu demi waktu mereka habiskan untuk bersimpuh di atas sajadah-sajadah penuh tetesan air mata.

Baca Qur'an sesempatnya, itu pun tanpa memahami arti dan maknanya, apalagi meresapi hikmah yang terkandung di dalamnya. Ayat-ayat yang mengalir dari lidah ini tak sedikit pun membuat dada ini bergetar, padahal tanda-tandaorang beriman itu adalah ketika dibacakan ayat-ayat Allah maka tergetarlah hatinya. Hanya satu dua lembar ayat yangsempat dibaca sehari, itu pun tidak rutin. Kadang lupa, sedang sibuk, kadang malas. Yang begini ngaku beriman?

Tidak sedikit dari sahabat Rasulullah yang menahan nafas mereka untuk meredam getar yang menderu saat membaca ayat-ayat Allah. Sesekali mereka terhenti, tak melanjutkan bacaannya ketika mencoba menggali makna terdalam dari sebaris kalimat Allah yang baru saja dibacanya.

Tak jarang mereka hiasi mushaf di tangan mereka dengan tetes air mata. Setiap tetes yang akan menjadi saksi di hadapan Allah bahwa mereka jatuh karena lidah-lidah indah yang melafazkan ayat-ayat Allah dengan pemahaman dan pengamalan tertinggi.

Bersedekah jarang, begitu juga infak. Kalau pun ada, dipilih mata uang terkecil yang ada di dompet. Syukur-syukur kalau ada receh. Berbuat baik terhadap sesama juga jarang, paling-paling kalau sedang ada kegiatan bakti sosial, yah hitung-hitung ikut meramaikan. Sudah lah jarang beramal, amal yang paling mudah pun masih pelit, senyum. Apa sih susahnya senyum? Kalau sudah seperti ini, apa pantas berharap Kebaikan dan Kasih Allah?

Rasulullah adalah manusia yang paling dirindui, senyum indahnya, tutur lembutnya, belai kasih dan perhatiannya, juga pembelaannya bukan semata milik Khadijah, Aisyah, dan isteri-isteri beliau yang lain. Juga bukan semata teruntuk Fatimah dan anak-anak Rasulullah lainnya. Ia senantiasa penuh kasih dan tulus terhadap semua yang dijumpainya, bahkan kepada musuhnya sekali pun. Ia juga mengajarkan para sahabat untuk berlomba beramal shaleh, berbuat kebaikan sebanyak-banyaknya dan sebaik-baiknya.

Setiap hari ribut dengan tetangga. Kalau bukan sebelah kanan, ya tetangga sebelah kiri. Seringkali masalahnya cuma soal sepele dan remeh temeh, tapi permusuhan bisa berlangsung berhari-hari, kalau perlu ditambah sumpah tujuh turunan. Waktu demi waktu dihabiskan untuk menggunjingkan aib dan kejelekan saudara sendiri.

Detik demi detik dada ini terus jengkel setiap kali melihat keberhasilan orang dan berharap orang lain celaka atau mendapatkan bencana. Sudah sedemikian pekatkah hati yang tertanam dalam dada ini? Adakah pantas hati yang seperti ini bertemu dengan Allah dan Rasulullah kelak?

Wajah Indah Allah dijanjikan akan diperlihatkan hanya kepada orang-orang beriman yang masuk ke dalam surga Allah kelak. Tentu saja mereka yang berkesempatan hanyalah para pemilik wajah indah pula. Tak inginkah kita menjadi bagian kelompok yang dicintai Allah itu? Lalu kenapa masih terus bermuka masam terhadap saudara sendiri?

Dengan adik tidak akur, kepada kakak tidak hormat. Terhadap orang tua kurang ajar, sering membantah, sering membuat kesal hati mereka, apalah lagi mendoakan mereka, mungkin tidak pernah. Padahal mereka tak butuh apa pun selain sikap ramah penuh kasih dari anak-anak yang telah mereka besarkan dengan segenap cinta. Cinta yang berhias peluh, air mata, juga darah. Orang-orang seperti kita ini, apa pantas berharap surga Allah?

Dari ridha orang tua lah, ridha Allah diraih. Kaki mulia ibu lah yang disebut-sebut tempat kita merengkuh surga. Bukankah Rasulullah yang sejak kecil tak beribu memerintahkan untuk berbakti kepada ibu, bahkan tiga kali beliau menyebut nama ibu sebelum kemudian nama Ayah?

Bukankah seharusnya kita lebih bersyukur saat masih bisa mendapati tangan lembut untuk dikecup, kaki mulia tempat bersimpuh, dan wajah teduh yang teramat hangat dan menyejukkan?

Karena begitu banyak orang-orang yang tak lagi mendapatkan kesempatan itu. Ataukah harus menunggu Allah memanggil orang-orang terkasih itu hingga kita baru merasa benar-benar membutuhkan kehadiran mereka? Jangan tunggu penyesalan…

sumber:note yusuf mansyur network

Rabu, 07 Juli 2010

Bagaimana Kabar Imanmu hari ini Saudaraku??


Apa kabar saudaraku? Bagaimana keadaan imanmu hari ini? Bagaimana pula kabar imanmu hari ini? Karena engkau pasti tahu bahwa yang menjadi ukuran kita selamat di Yaumil Akhir nanti adalah tingkat amal kita di dunia.

Pernahkah engkau mengingat kematian wahai saudaraku? Karena kematian menjadi kepastian; tanah menjadi tempat pembaringan; munkar dan nakir menjadi tamu; kuburan menjadi tempat tinggal; perut bumi menjadi tempat menetap; kiamat menjadi janji yang pasti; surga dan neraka menjadi tempat kembali.

Pernahkah terbersit dipikiranmu? Tatkala manusia dikumpulkan di Padang Mahsyar? Pernahkah terbersit dipikiranmu wahai saudaraku, tatkala disana matahari sangat dekat di ujung kepala? Rasulullah SAW bersabda : Di hari kiamat nanti matahari akan mendekati manusia, sehingga jaraknya hanya satu mil. Manusia akan berada dalam keringatnya masing-masing sesuai dengan amal perbuatannya. Ada yang keringatnya sampai mata kaki, ada yang sampai lutut, ada yang sampai setengah badan dan ada yang tenggelam sampai mulutnya.


Senin, 05 Juli 2010

Sungguhkan Kita Terlalu Sibuk???


Repost dari fb, sebagai nasihat untuk saya pribadi dan insyaaAlloh juga bermanfaat untuk teman-teman sekalian. Hanya ingin sama-sama belajar, dan saling mengingatkan. Semoga Alloh berkenan memberikan kemudahan bagi kita untuk senantiasa memperbaiki diri. amiin

Seringkali kita merasa tak punya waktu
Entah dengan alasan Sok Sibuk, atau Banyak Acara
Sehingga...



Kita mengeluh tak punya waktu untuk membaca Al-Qur’an
Padahal kita selalu punya waktu untuk membaca koran dan buku-buku tak bermutu

Kita mengeluh tak punya waktu untuk menghafal Al-Qur’an
Tapi kita selalu punya waktu untuk nonton TV dan facebook-an

Sabtu, 03 Juli 2010

Aku Bertanya.....


KENAPA AKU DIUJI?
"Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: "Kami telah beriman", sedang mereka tidak diuji lagi?
Dan sesungguhnya kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta"[Al-Ankabut: 2-3]

KENAPA AKU TAK DAPAT APA YG AKU IDAM-IDAMKAN?
”... Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui" [Al-Baqarah: 216]

KENAPA UJIAN SEBERAT INI?

Kamis, 01 Juli 2010

Tentang dia dan skenarioku....


Siapa dia??
Aku tak pernah kenal sebelumnya
Dia sangat asing bagiku
Bahkan tak pernah terfikir dalam anganku
Bahwa Allah kan mempertemukanku dengannya

Dia datang secara tiba-tiba
Begitu pula pergi secara tiba-tiba
Hmm.....apakah ini kebetulan belaka?
Yaa mungkin kebetulan saja (jawab hatiku)
 
Tapi......tunggu dulu
Bukanlah semua kejadian sudah ada yang mengatur??
Aku percaya inilah skenario bagiku dari-Nya
Allah telah mempertemukanku dengan orang yang "tepat"

Rabu, 23 Juni 2010

Catatan Harian Seorang Ayah


Medan, 15 Juni 1975

Hari ini engkau terlahir ke dunia, anakku. Meski tidak seperti harapanku bertahun-tahun merindukan kehadiran seorang anak laki-laki, aku tetap bersyukur engkau lahir dengan selamat setelah melalui jalan divakum. Telah kupersiapkan sebuah nama untukmu; Qaulan Syadida. Aku sangat terkesan dengan janji Allah dalam surat Al Ahzab ayat tujuh puluh, maknanya perkataan yang benar. Harapanku engkau kelak menjadi seorang yang kaya iman dan memperoleh telah dijanjikan Allah dalam Al-Quran. Sungguh kelahiranmu telah mengajarkanku makna bersyukur...

1981

Sabtu, 19 Juni 2010

Kenapa Wanita Mudah Menangis


Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang bertanya pada ibunya. "Ibu, mengapa Ibu menangis?". Ibunya menjawab, "Sebab ibu adalah seorang wanita..".
Sampai kemudian si anak itu tumbuh menjadi remaja, ia tetap bertanya-tanya, mengapa wanita mudah sekali menangis. Hingga pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan, "Ya Allah, mengapa wanita mudah sekali menangis?"

Jumat, 18 Juni 2010

Air Mata Rosulullah


Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam", kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.

Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?"....."Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan.
Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang.

"Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut," kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya.

Teruntuk Saudariku yang Sedang Dalam Masa penantian
















ijinkanlah saya berbagi dalam goresan tulisan ini...
jika menurut teman-teman, baik...maka ambillah...
dan jika menurut teman-teman, buruk...maka tinggalkanlah.... 

Saudariku...muslimah...

wanita muslimah…laksana bunga….yang menawan…
wanita muslimah yang sholehah….bagaikan sebuah perhiasan yang tiada ternilai harganya….
Begitu indah…
begitu berkilau...
begitu menentramkan...

teramat banyak yang ingin meraih bunga tersebut…
Namun tentunya....tak sembarang orang berhak meraihnya….menghirup sarinya….

Rabu, 16 Juni 2010

Bapak..... T.T


Semalam ibu menceritakan kembali tentang sisi lain dari bapak yang belum kami ketahui selama ini.....
Tak terasa air mata menetes lagi.......Ada rasa rindu yang mendalam, rindu dengan sosoknya yang subhanallah, mungkin buat orang lain biasa, tapi buat kami, beliau adalah seorang bapak yang selalu mengajarkan kepada kami arti dan pentingnya "kesederhanaan"....















Yang tidak bisa diucapkan papa ....


"Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang bekerja diperantauan, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya.. akan sering merasa kangen sekali dengan Mamanya.

Lalu bagaimana dengan Papa?

Senin, 14 Juni 2010

To my Rainbow

















untuk setiap malam dimana aku tak bisa pejamkan mata 
untuk setiap mimpi yang tak pernah aku tahu artinya
dan untuk setiap harapan yang tertanam kuat di dalam asa
apakah kau bisa ceritakan padaku arti perasaanku ini?

untuk setiap ta’lim yang menyejukkan jiwa yang kotor ini
untuk setiap tausiyah yang tiada henti menggetarkan hati
dan untuk setiap ayat dalam Qur’an yang menakjubkan ini
apakah kau bisa ceritakan padaku arti kegelisahanku ini?

untuk setiap kilometer perjalanan panjangku
untuk setiap masalah yang selalu datang menghampiriku
dan untuk setiap waktu yang selalu berharga buatku
apakah kau bisa ceritakan padaku arti sikapku ini?

untuk setiap alunan lagu yang membelai telingaku
untuk setiap lantunan lirik yang menyejukkan dan menyerap emosiku
dan untuk setiap inspirasi yang merasuk ke dalam otakku
apakah kau bisa ceritakan padaku arti keluh-kesahku ini?

karena aku tak bisa menjawabnya sendiri
karena begitu banyak pertanyaan yang ingin aku ungkapkan padamu
karena aku masih ingin mengejar pelangi itu
karena di sanalah aku letakkan semua asa dan mimpiku
karena pelangi itu masih begitu jauh dalam jangkauanku
karena aku masih bisa berlari
karena aku masih bisa bernafas
karena jantungku masih berdegup mengalirkan darah beserta oksigen
karena…
Karena Allah masih mengijinkanku untuk hidup

untuk matahari yang selalu menyambut pagiku
terima kasih telah menghangatkanku
untuk hujan yang selalu mengiringi kesedihanku
terima kasih telah menghapus dukaku
untuk bintang-bintang yang berpendar di langit malam
terima kasih telah membuatku takjub
untuk teman-teman yang aku miliki dan tak akan aku lepas
terima kasih telah mencerahkan hari-hariku
untuk ayah dan bunda yang telah banyak aku susahkan
terima kasih atas semua kasih sayang dan cintanya selama ini

-Ghany Arasyid-

Senin, 07 Juni 2010

T.T



Tatkala embun pagi itu tlah pergi
Ketika itu juga harapan sang mentari tlah hilang
Embun pagi ada apa gerangan denganmu?
Sang mentari hanya ingin menyambutmu dengan sejuta serpihan kebahagiaan
Kebahagiaan untuk menyinari dunia dengan senyuman
Apalah arti senyuman sang mentari bila embun pagi tlah pergi
Masih bisakah sang mentari akan tetap tersenyum dan terus tersenyum
Embun pagi takkah kau bisa kau rasakan hadirnya senyuman hangat sang mentari
Sang mentari akan terus tersenyum sampai dia bisa temukan harapan kecil itu lagi
Sebuah harapan untuk waktu yang akan mempertemukan denganmu duhai embun pagi
Entah kapan….kapan….dan kapan harapan kecil itu akan terwujud…
Semoga suatu saat nanti………

Sebuah skenario


Tulisan jadul waktu masih kuliah ternyata masih ada =D..he2 coba dibaca lagi daaaaan...akhirnyaa..=)
Sedikit kesimpulan muncul...cling---cling--clinggg ^.^
Kita hidup didunia ini bila diibaratkan, tak lebih dari seorang bintang film yang mendapatkan skenario dari Sang sutradara, yaitu Allah Ta'ala. Bagaimanapun skenario itu, entah baik atau buruk, kita tetep harus "melokonkannya"...tinggal bagaimana kita bisa menyikapinya dengan "Baik"...
Apapun kejadian yang menimpa kita, sejatinya sudah ada yang mengatur, dan kita tak perlu takut dengan 'kejadian', karena yang seharusnya ditakutkan adalah ketika kita tak bisa melihat hikmah dibalik 'kejadian'



Terkadang Allah menghilangkan sekejap matahari
Lalu Allah turunkan petir dan guntur
Puas kita menangis mencari di mana matahari
Ternyata Allah ingin menghadiahkan kita pelangi
(NN)

Akankah pelangi itu hadir disela-sela sedihnya
Ataukah hanya petir dan guntur yang akan ditemuinya
Senyum itu kini terus memudar
Karena matahari telah meninggalkannya

Sedihnya semakin dalam
Tatkala ia tak menemukan pelangi itu
Kini penantiannya hanyalah sia-sia
Harapan kecil itu tak akan pernah ada

Namun……. ketika ia menoleh ke belakang
Pelangi itu tengah muncul sangat indah
Indah…..sekali, hingga senyumnya mengembang lagi
Dalam hatinya bergumam,inilah pengganti mataharinya

Lalu ia berlari mendekat sang pelangi
Dia terus berlari dan berlari
Tapi ia berlari sangat kencang
Hingga akhirnya iapun terjatuh

Lama ia tak sadarkan diri
Dan Ketika dia terbangun dan sadar
Ia hanya bisa menunduk dan menangis sedih
Tetes air matanyapun terjatuh ditanah

Ternyata……………………..
Dia hanya bermimpi melihat sang pelangi itu
Kini ia hanya bisa merenung
Merenung untuk mensyukurinya
Bukan untuk melupakannya
Karena ini hanya skenario yang dimainkan olehnya

Teruntuk yang kusayang slalu…..



Sungguh harus berapa kali ku ucap….
Ku sayang mereka karena Allah….
Kini…smua kebiasaan telah berubah
Berubah karena bertambahnya usia dan waktu

Bila dulu kamar tidur yang selalu harum pewangi, kini berubah menjadi bau obat
Bila dulu kemanapun aku pergi selalu diantar mereka, kini menjadi aku yang harus mengantar mereka…
Bila dulu mereka yang merapikan rambutku, sekarang aku yang gantian merapikan rambutnya

Seandainya diriku ini adalah peri
maka ku akan menaburkan semua jenis bubuk kebahagiaan untuk mereka
Seandainya diriku adalah pesulap
maka ku akan memberikan semua atraksi yang lucu agar mereka tersenyum
Tapi aku bukan mereka, aku hanya hamba Nya yang masih banyak kekurangan
sehingga untuk sekedar bilang “aku sayang” saja terasa sangat sulit

Apakah kalian tahu mengapa kata-kata itu tak bisa keluar dari mulutku???
Karena…..karena AKU TERLALU SAYANG MEREKA…..
Karena AKU TERLALU CINTA MEREKA
Sungguh aku sayang mereka karena Allah
“IBU BAPAK ………… “

Dan sekali lagi ku ingin berucap “aku sayang BAPAK karena Allah”………….maaf jika sampai bapak tlah tiadapun, aku tak mampu untuk mengucapkan kata2 indah itu…..sungguh penyesalan selalu datang di belakang…….
Kadang kita sendiri tak menyadari bahwa ketika kita mencintai atau menyayangi seseorang terlalu sayangnya maka kita tak akan sanggup untuk mengatakan hal itu, karena kita terlalu takut..takut mengecewakan seseorang yang kita sayang…..
ku hanya titip pesen buat temen2 yang masih memiliki ortu yang lengkap (ayah-ibu)…sayangi mereka selalu selama mereka masih ada, buatlah mereka selalu tersenyum dan jangan buat mereka meneteskan air mata sedih karena kita, jangan pernah sia-siakan waktu yang ada untuk berbincang2 dengan mereka, carilah ilmu dari semua pengalaman mereka, dan yang terpenting…buatlah mereka bangga memiliki anak seperti kita…..

Buat temen2 yang mungkin sudah ditinggal salah satu dari ortunya, janganlah kita berhenti dan lelah untuk selalu berdoa untuk mereka, untuk selalu memohonkan ampunan kepada Allah, karena yang paling berhak mendoakan dari lingkungan keluarga, adalah anak. Sebagaimana diperintahkan Allah, ''Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua (ibu-bapak) dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah 'wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil','' (QS Al-Isra (17): 24). Doa anak shaleh inilah yang oleh Nabi Muhammad SAW dinyatakan bisa mengalirkan pahala bagi orang yang sudah meninggal, di samping shadaqah jariyah dan ilmu yang bermanfaat.

Ya Allah ampunilah bapak/ ibu kami yang telah tiada, angkatlah derajatnya dalam kelompok orang-orang yang mendapat petunjuk, berilah penggantinya sesudah kepergiannya menyusul orang yang telah berlalu, ampunilah kami dan beliau, wahai Robb alam semesta berikanlah ia kelapangan di dalam kuburnya dan terangilah ia di dalam kubur..amiiin

Minggu, 30 Mei 2010

Akhwat.....wat.....wat... =)




AKHWAT Oh… Akhwat
Wanita anggun pembasmi maksiat
Busananya rapi menutup aurat
Paling anti pake pakaian ketat
Katanya sich, ini salah satu ciri muslimah yang taat

Oh… Akhwat
Rajin mengaji dan tahajud dimalam yang pekat
Alasannya, biar selamat dunia dan akhirat
Ngga lupa dia doa dan munajat
Agar mendapat teman sejati dalam waktu cepat

Oh… Akhwat
Aktivitasnya begitu padat
Kuliah, organisasi sampe-sampe sehari 3 x ngikutin rapat
Ada juga yang ngajar TPA dan ngajar privat
Demi Allah, semua dilakukan dengan semangat

Oh… Akhwat
Tapi hari ini kok seperti kurang sehat?
Badan lesu dan muka keliatan pucat
Jalannya lunglai dibawah terikan matahari yang menyengat
Ooo.. ternyata dia, magh nya lagi kumat
(Abis… waktu sarapan cuma makan sepotong kue donat!)

Oh… Akhwat
Banyak juga yang berjerawat
Dari yang kecil-kecil sampe yang segede tomat
Padahal sudah nyobain semua sabun dan juga obat
( Sabar… sering wudhu lama2 juga ilang, Wat!)

Oh… Akhwat
Sering betul kirim SMS buat para sahabat
Isinya kalo ngga ngundang syuro, ya.. ngasih tausiyah atau nasihat
Walau kadang terasa bikin pulsa ngga’ bisa hemat

Oh… Akhwat
Paling seru waktu kumpul sesama akhwat
Ngobrolin dakwah sampe hal-hal yang kadang kurang manfaat
Apalagi kalau sudah pada saling curhat
Bisa-bisa air mata mengalir begitu lebat
( Wiih, curhat apaan tuh, Wat!)

Oh… Akhwat
Paling berani kalo di ajak debat
Siap bertahan sampe lawan bicaranya mulai sekarat
1 jam.. 2 jam.. 3 jam.. Wuiih dia masih kuat..!
( siapa yang tersinggung, hayoo..tunjuk kaki)

Oh… Akhwat
Sore-sore makan soto babat
Makannya rame-rame bareng temen satu liqo’at
Maklum, hari itu ada yang baru punya hajat

Oh… Akhwat
ada yang bisa SILAT..
ada juga yang JAGO BUANGET LOMPAT
sampe-sampe JURUS CHE YUNG FAT pun diBABAT
g MASALAH sampe KERINGET..
dasar akhwat..IKHWAN pada TAKUT,WAT..!! GAWAT..!!

Akhwat… Akhwat…
Pergi kuliah di hari Jumat
Buru-buru karena takut datangnya telat
Padahal hawa kantuk masih terasa melekat
Gara-gara Facebookkan tengah malem sampe jam 1 lewat
( So.. What gitu Wat ?!)

Oh… Akhwat
Banyak yang nggak mau dimadu, apalagi jadi istri ke empat
( Waduh, kalau yang ini ane nggak berani nerusin, Wat!)
Oh… Akhwat
Mau lebaran bantuin ibu buat ketupat
Hati gembira karena mau ketemu sanak kerabat
Tapi kesel saat ditanya… Lebaran ini masih sendiri, Wat?

Oh… Akhwat
Berharap sang pengeran datang tidak terlambat
Untuk menjemput ke hidup baru yang penuh rahmat
Namun apa daya saat proses ta’aruf jadi tersendat
Gara-gara sang Ikhwan, malah akhirnya ngurungin niat

Oh… Akhwat
Masih Banyakkah yang seperti Fatimah Binti Muhammad?
Yang memilih pendamping bukan kerena harta, tahta dan martabat
Atau hanya tertarik pada gemerlap dunia yang sesaat
Tapi… Agama dan Akhlak itulah yang ia lihat

Oh… Akhwat
Hidup memang tak selamanya nikmat
Kadang ringan kadang juga terasa berat
Tapi teruslah Istiqomah kau di setiap saat
Karena engkaulah…. Bidadari Harapan Ummat!

disana AKHWAT disini AKHWAT
JANGAN MArah y, WAT..
AFWAN….
HIDUP AKHWAT!!!
Muslimah

Rabu, 26 Mei 2010

Tetaplah Tersenyum =)




Bila kondisi hari ini masih seperti kemarin di mana harapan belum menjelma menjadi nyata. Tetaplah tersenyum. Bukan berarti Allah mengabaikan doa-doa kita. Kita tahu, Allah adalah Dzat Yang Maha Mengabulkan doa-doa hamba-Nya.

"Berdoalah kepada-Ku niscaya Aku akan mengabulkannya" (QS Al mu'min:60).

Tak ada yang dapat meragukan janji-Nya. Doa kepada-Nya ibarat sebuah investasi. Tak akan pernah membuat investornya merugi. Karena penjaminnya adalah Dzat Yang Maha Pemurah, Yang Maha Berkuasa atas segala sesuatu. Dzat Yang Maha Welas Asih itu, tak akan pernah ingkar janji. Tidak akan sia-sia munajat yang kita mohonkan pada-Nya, baik di waktu siang apalagi di sepertiga malam. Ketika lebih banyak makhluk-Nya pulas, dalam dekapan dinginnya malam dan hangatnya selimut tebal.

Bila belum ada perubahan berarti tentang rencana-rencana kita, tetaplah tersenyum. Allah lebih mengetahui apa-apa yang baik untuk kita. Yakinlah, bahwa:

"Sesuatu yang telah ditentukan oleh Allah pasti akan datang, maka janganlah kalian minta untuk disegerakan." (QS An Nahl:1).

Allah Maha Mengetahui kapan sesuatu pas untuk kita, baik dalam sisi timing maupun momentnya. Allah, Pencipta alam raya ini, adalah sutradara hebat, yang tidak akan membiarkan kita terpuruk dalam keburukan. Selama kita yakin akan kekuasaan-Nya, yakin akan kasih sayang-Nya.

Jika semua serasa mandeg, tak ada kemajuan berarti. Tetaplah juga tersenyum. Allah punya cara sendiri untuk membuat kita senantiasa dekat dengan-Nya. Mungkin, semua ini dibuat-Nya untuk kita agar kita senantiasa hanyut dalam sujud-sujud panjang di penghujung malam. Senantiasa larut dalam tangis penuh harap, dalam buaian doa-doa panjang nan khuyuk.

Semua tak akan tersia-sia begitu saja. Allah, mencatat setiap upaya yang kita lakukan dan doa yang kita panjatkan. Segala sesuatu yang kita perbuat, sekecil apa pun itu, akan menuai balasan di sisi-Nya kelak. Niatkan semuanya hanya untuk meraih ridha-Nya, agar perjuangan hebat ini tak hanya bermakna sementara. InsyaAllah kita akan memetik buahnya kelak, di waktu yang telah Ia tentukan.

Dunia ini fana. Tak ada yang kekal didalamnya. Pun perjuangan ini, pengorbanan ini, juga kesulitan ini. InsyaAllah, suatu hari nanti, harapan akan berbuah kebahagiaan. Akan menjelma menjadi kemudahan. Karena, sekali lagi, Allah telah menjamin:

"Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan." (QS Al Insyirah: 5-6)

"Allah pasti akan memberikan kemenangan atau mengadakan keputusan yang lain dari sisi-Nya." (QS Al Maidah:52)


Tetaplah berbaik sangka kepada-Nya. Tetaplah berharap sepenuh hati kepada-Nya. Tetaplah gantungkan asa setinggi apa pun itu, hanya kepada-Nya. Sekali lagi, hanya kepada-Nya.

"Sesungguhnya, rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik."(QS Al A'raf: 56)

"Janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir." (QS Yusuf: 87).


Dan, jika akhirnya harapan tidak menjelma seperti yang kita idamkan, tetaplah terus berbaik sangka kepada Tuhan Yang Maha Mengetahui. Karena,

"Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu. Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui." (QS Al Baqarah: 216).

Teruslah berjuang. Demi sebuah azzam yang dipancangkan untuk meraih ridho Ilahi Robbi.

keep smiling ukhwah fillah...^_^

Selasa, 25 Mei 2010

Sampai Mana Persiapan Kita Ke Surga

















Sholat dhuha cuma dua rakaat, qiyamullail (tahajjud) juga hanya dua rakaat, itu pun sambil terkantuk-kantuk. Sholat lima waktu? Sudahlah jarang di masjid, milih ayatnya yang pendek- pendek saja agar lekas selesai. Tanpa doa, dan segala macam puji untuk Allah, terlipatlah sajadah yang belum lama tergelar itu.

Lupa pula dengan sholat rawatib sebelum maupun sesudah shalat wajib. Satu lagi, semua di atas itu belum termasuk catatan, "Kalau tidak terlambat" atau "Asal nggak bangun kesiangan." Dengan sholat model begini, apa pantas mengaku ahli ibadah?

Padahal Rasulullah dan para sahabat senantiasa mengisi malam-malamnya dengan derai tangis memohon ampunan kepada Allah. Tak jarang kaki-kaki mereka bengkak oleh karena terlalu lama berdiri dalam khusyuknya. Kalimat-kalimat pujian dan pinta tersusun indah seraya berharap Allah Yang Maha Mendengar mau mendengarkan keluh mereka. Ketika adzan berkumandang, segera para sahabat meninggalkan semua aktivitas menuju sumber panggilan, kemudian waktu demi waktu mereka habiskan untuk bersimpuh di atas sajadah-sajadah penuh tetesan air mata.

Baca Qur'an sesempatnya, itu pun tanpa memahami arti dan maknanya, apalagi meresapi hikmah yang terkandung di dalamnya. Ayat-ayat yang mengalir dari lidah ini tak sedikit pun membuat dada ini bergetar, padahal tanda-tandaorang beriman itu adalah ketika dibacakan ayat-ayat Allah maka tergetarlah hatinya. Hanya satu dua lembar ayat yangsempat dibaca sehari, itu pun tidak rutin. Kadang lupa, sedang sibuk, kadang malas. Yang begini ngaku beriman?

Tidak sedikit dari sahabat Rasulullah yang menahan nafas mereka untuk meredam getar yang menderu saat membaca ayat-ayat Allah. Sesekali mereka terhenti, tak melanjutkan bacaannya ketika mencoba menggali makna terdalam dari sebaris kalimat Allah yang baru saja dibacanya.

Tak jarang mereka hiasi mushaf di tangan mereka dengan tetes air mata. Setiap tetes yang akan menjadi saksi di hadapan Allah bahwa mereka jatuh karena lidah-lidah indah yang melafazkan ayat-ayat Allah dengan pemahaman dan pengamalan tertinggi.

Bersedekah jarang, begitu juga infak. Kalau pun ada, dipilih mata uang terkecil yang ada di dompet. Syukur-syukur kalau ada receh. Berbuat baik terhadap sesama juga jarang, paling-paling kalau sedang ada kegiatan bakti sosial, yah hitung-hitung ikut meramaikan. Sudah lah jarang beramal, amal yang paling mudah pun masih pelit, senyum. Apa sih susahnya senyum? Kalau sudah seperti ini, apa pantas berharap Kebaikan dan Kasih Allah?

Rasulullah adalah manusia yang paling dirindui, senyum indahnya, tutur lembutnya, belai kasih dan perhatiannya, juga pembelaannya bukan semata milik Khadijah, Aisyah, dan isteri-isteri beliau yang lain. Juga bukan semata teruntuk Fatimah dan anak-anak Rasulullah lainnya. Ia senantiasa penuh kasih dan tulus terhadap semua yang dijumpainya, bahkan kepada musuhnya sekali pun. Ia juga mengajarkan para sahabat untuk berlomba beramal shaleh, berbuat kebaikan sebanyak-banyaknya dan sebaik-baiknya.

Setiap hari ribut dengan tetangga. Kalau bukan sebelah kanan, ya tetangga sebelah kiri. Seringkali masalahnya cuma soal sepele dan remeh temeh, tapi permusuhan bisa berlangsung berhari-hari, kalau perlu ditambah sumpah tujuh turunan. Waktu demi waktu dihabiskan untuk menggunjingkan aib dan kejelekan saudara sendiri.

Detik demi detik dada ini terus jengkel setiap kali melihat keberhasilan orang dan berharap orang lain celaka atau mendapatkan bencana. Sudah sedemikian pekatkah hati yang tertanam dalam dada ini? Adakah pantas hati yang seperti ini bertemu dengan Allah dan Rasulullah kelak?

Wajah Indah Allah dijanjikan akan diperlihatkan hanya kepada orang-orang beriman yang masuk ke dalam surga Allah kelak. Tentu saja mereka yang berkesempatan hanyalah para pemilik wajah indah pula. Tak inginkah kita menjadi bagian kelompok yang dicintai Allah itu? Lalu kenapa masih terus bermuka masam terhadap saudara sendiri?

Dengan adik tidak akur, kepada kakak tidak hormat. Terhadap orang tua kurang ajar, sering membantah, sering membuat kesal hati mereka, apalah lagi mendoakan mereka, mungkin tidak pernah. Padahal mereka tak butuh apa pun selain sikap ramah penuh kasih dari anak-anak yang telah mereka besarkan dengan segenap cinta. Cinta yang berhias peluh, air mata, juga darah. Orang-orang seperti kita ini, apa pantas berharap surga Allah?

Dari ridha orang tua lah, ridha Allah diraih. Kaki mulia ibu lah yang disebut-sebut tempat kita merengkuh surga. Bukankah Rasulullah yang sejak kecil tak beribu memerintahkan untuk berbakti kepada ibu, bahkan tiga kali beliau menyebut nama ibu sebelum kemudian nama Ayah?

Bukankah seharusnya kita lebih bersyukur saat masih bisa mendapati tangan lembut untuk dikecup, kaki mulia tempat bersimpuh, dan wajah teduh yang teramat hangat dan menyejukkan?

Karena begitu banyak orang-orang yang tak lagi mendapatkan kesempatan itu. Ataukah harus menunggu Allah memanggil orang-orang terkasih itu hingga kita baru merasa benar-benar membutuhkan kehadiran mereka? Jangan tunggu penyesalan…

sumber:note yusuf mansyur network