RSS

Rabu, 23 Juni 2010

Catatan Harian Seorang Ayah

Medan, 15 Juni 1975

Hari ini engkau terlahir ke dunia, anakku. Meski tidak seperti harapanku bertahun-tahun merindukan kehadiran seorang anak laki-laki, aku tetap bersyukur engkau lahir dengan selamat setelah melalui jalan divakum. Telah kupersiapkan sebuah nama untukmu; Qaulan Syadida. Aku sangat terkesan dengan janji Allah dalam surat Al Ahzab ayat tujuh puluh, maknanya perkataan yang benar. Harapanku engkau kelak menjadi seorang yang kaya iman dan memperoleh telah dijanjikan Allah dalam Al-Quran. Sungguh kelahiranmu telah mengajarkanku makna bersyukur...

1981

Sabtu, 19 Juni 2010

Kenapa Wanita Mudah Menangis

Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang bertanya pada ibunya. "Ibu, mengapa Ibu menangis?". Ibunya menjawab, "Sebab ibu adalah seorang wanita..".
Sampai kemudian si anak itu tumbuh menjadi remaja, ia tetap bertanya-tanya, mengapa wanita mudah sekali menangis. Hingga pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan, "Ya Allah, mengapa wanita mudah sekali menangis?"

Jumat, 18 Juni 2010

Air Mata Rosulullah

Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam", kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.

Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?"....."Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan.
Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang.

"Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut," kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya.

Teruntuk Saudariku yang Sedang Dalam Masa penantian















ijinkanlah saya berbagi dalam goresan tulisan ini...
jika menurut teman-teman, baik...maka ambillah...
dan jika menurut teman-teman, buruk...maka tinggalkanlah.... 

Saudariku...muslimah...

wanita muslimah…laksana bunga….yang menawan…
wanita muslimah yang sholehah….bagaikan sebuah perhiasan yang tiada ternilai harganya….
Begitu indah…
begitu berkilau...
begitu menentramkan...

teramat banyak yang ingin meraih bunga tersebut…
Namun tentunya....tak sembarang orang berhak meraihnya….menghirup sarinya….

Rabu, 16 Juni 2010

Bapak..... T.T

Semalam ibu menceritakan kembali tentang sisi lain dari bapak yang belum kami ketahui selama ini.....
Tak terasa air mata menetes lagi.......Ada rasa rindu yang mendalam, rindu dengan sosoknya yang subhanallah, mungkin buat orang lain biasa, tapi buat kami, beliau adalah seorang bapak yang selalu mengajarkan kepada kami arti dan pentingnya "kesederhanaan"....















Yang tidak bisa diucapkan papa ....


"Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang bekerja diperantauan, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya.. akan sering merasa kangen sekali dengan Mamanya.

Lalu bagaimana dengan Papa?

Senin, 14 Juni 2010

To my Rainbow
















untuk setiap malam dimana aku tak bisa pejamkan mata 
untuk setiap mimpi yang tak pernah aku tahu artinya
dan untuk setiap harapan yang tertanam kuat di dalam asa
apakah kau bisa ceritakan padaku arti perasaanku ini?

untuk setiap ta’lim yang menyejukkan jiwa yang kotor ini
untuk setiap tausiyah yang tiada henti menggetarkan hati
dan untuk setiap ayat dalam Qur’an yang menakjubkan ini
apakah kau bisa ceritakan padaku arti kegelisahanku ini?

untuk setiap kilometer perjalanan panjangku
untuk setiap masalah yang selalu datang menghampiriku
dan untuk setiap waktu yang selalu berharga buatku
apakah kau bisa ceritakan padaku arti sikapku ini?

untuk setiap alunan lagu yang membelai telingaku
untuk setiap lantunan lirik yang menyejukkan dan menyerap emosiku
dan untuk setiap inspirasi yang merasuk ke dalam otakku
apakah kau bisa ceritakan padaku arti keluh-kesahku ini?

karena aku tak bisa menjawabnya sendiri
karena begitu banyak pertanyaan yang ingin aku ungkapkan padamu
karena aku masih ingin mengejar pelangi itu
karena di sanalah aku letakkan semua asa dan mimpiku
karena pelangi itu masih begitu jauh dalam jangkauanku
karena aku masih bisa berlari
karena aku masih bisa bernafas
karena jantungku masih berdegup mengalirkan darah beserta oksigen
karena…
Karena Allah masih mengijinkanku untuk hidup

untuk matahari yang selalu menyambut pagiku
terima kasih telah menghangatkanku
untuk hujan yang selalu mengiringi kesedihanku
terima kasih telah menghapus dukaku
untuk bintang-bintang yang berpendar di langit malam
terima kasih telah membuatku takjub
untuk teman-teman yang aku miliki dan tak akan aku lepas
terima kasih telah mencerahkan hari-hariku
untuk ayah dan bunda yang telah banyak aku susahkan
terima kasih atas semua kasih sayang dan cintanya selama ini

-Ghany Arasyid-

Senin, 07 Juni 2010

T.T


Tatkala embun pagi itu tlah pergi
Ketika itu juga harapan sang mentari tlah hilang
Embun pagi ada apa gerangan denganmu?
Sang mentari hanya ingin menyambutmu dengan sejuta serpihan kebahagiaan
Kebahagiaan untuk menyinari dunia dengan senyuman
Apalah arti senyuman sang mentari bila embun pagi tlah pergi
Masih bisakah sang mentari akan tetap tersenyum dan terus tersenyum
Embun pagi takkah kau bisa kau rasakan hadirnya senyuman hangat sang mentari
Sang mentari akan terus tersenyum sampai dia bisa temukan harapan kecil itu lagi
Sebuah harapan untuk waktu yang akan mempertemukan denganmu duhai embun pagi
Entah kapan….kapan….dan kapan harapan kecil itu akan terwujud…
Semoga suatu saat nanti………

Sebuah skenario

Tulisan jadul waktu masih kuliah ternyata masih ada =D..he2 coba dibaca lagi daaaaan...akhirnyaa..=)
Sedikit kesimpulan muncul...cling---cling--clinggg ^.^
Kita hidup didunia ini bila diibaratkan, tak lebih dari seorang bintang film yang mendapatkan skenario dari Sang sutradara, yaitu Allah Ta'ala. Bagaimanapun skenario itu, entah baik atau buruk, kita tetep harus "melokonkannya"...tinggal bagaimana kita bisa menyikapinya dengan "Baik"...
Apapun kejadian yang menimpa kita, sejatinya sudah ada yang mengatur, dan kita tak perlu takut dengan 'kejadian', karena yang seharusnya ditakutkan adalah ketika kita tak bisa melihat hikmah dibalik 'kejadian'



Terkadang Allah menghilangkan sekejap matahari
Lalu Allah turunkan petir dan guntur
Puas kita menangis mencari di mana matahari
Ternyata Allah ingin menghadiahkan kita pelangi
(NN)

Akankah pelangi itu hadir disela-sela sedihnya
Ataukah hanya petir dan guntur yang akan ditemuinya
Senyum itu kini terus memudar
Karena matahari telah meninggalkannya

Sedihnya semakin dalam
Tatkala ia tak menemukan pelangi itu
Kini penantiannya hanyalah sia-sia
Harapan kecil itu tak akan pernah ada

Namun……. ketika ia menoleh ke belakang
Pelangi itu tengah muncul sangat indah
Indah…..sekali, hingga senyumnya mengembang lagi
Dalam hatinya bergumam,inilah pengganti mataharinya

Lalu ia berlari mendekat sang pelangi
Dia terus berlari dan berlari
Tapi ia berlari sangat kencang
Hingga akhirnya iapun terjatuh

Lama ia tak sadarkan diri
Dan Ketika dia terbangun dan sadar
Ia hanya bisa menunduk dan menangis sedih
Tetes air matanyapun terjatuh ditanah

Ternyata……………………..
Dia hanya bermimpi melihat sang pelangi itu
Kini ia hanya bisa merenung
Merenung untuk mensyukurinya
Bukan untuk melupakannya
Karena ini hanya skenario yang dimainkan olehnya

Teruntuk yang kusayang slalu…..


Sungguh harus berapa kali ku ucap….
Ku sayang mereka karena Allah….
Kini…smua kebiasaan telah berubah
Berubah karena bertambahnya usia dan waktu

Bila dulu kamar tidur yang selalu harum pewangi, kini berubah menjadi bau obat
Bila dulu kemanapun aku pergi selalu diantar mereka, kini menjadi aku yang harus mengantar mereka…
Bila dulu mereka yang merapikan rambutku, sekarang aku yang gantian merapikan rambutnya

Seandainya diriku ini adalah peri
maka ku akan menaburkan semua jenis bubuk kebahagiaan untuk mereka
Seandainya diriku adalah pesulap
maka ku akan memberikan semua atraksi yang lucu agar mereka tersenyum
Tapi aku bukan mereka, aku hanya hamba Nya yang masih banyak kekurangan
sehingga untuk sekedar bilang “aku sayang” saja terasa sangat sulit

Apakah kalian tahu mengapa kata-kata itu tak bisa keluar dari mulutku???
Karena…..karena AKU TERLALU SAYANG MEREKA…..
Karena AKU TERLALU CINTA MEREKA
Sungguh aku sayang mereka karena Allah
“IBU BAPAK ………… “

Dan sekali lagi ku ingin berucap “aku sayang BAPAK karena Allah”………….maaf jika sampai bapak tlah tiadapun, aku tak mampu untuk mengucapkan kata2 indah itu…..sungguh penyesalan selalu datang di belakang…….
Kadang kita sendiri tak menyadari bahwa ketika kita mencintai atau menyayangi seseorang terlalu sayangnya maka kita tak akan sanggup untuk mengatakan hal itu, karena kita terlalu takut..takut mengecewakan seseorang yang kita sayang…..
ku hanya titip pesen buat temen2 yang masih memiliki ortu yang lengkap (ayah-ibu)…sayangi mereka selalu selama mereka masih ada, buatlah mereka selalu tersenyum dan jangan buat mereka meneteskan air mata sedih karena kita, jangan pernah sia-siakan waktu yang ada untuk berbincang2 dengan mereka, carilah ilmu dari semua pengalaman mereka, dan yang terpenting…buatlah mereka bangga memiliki anak seperti kita…..

Buat temen2 yang mungkin sudah ditinggal salah satu dari ortunya, janganlah kita berhenti dan lelah untuk selalu berdoa untuk mereka, untuk selalu memohonkan ampunan kepada Allah, karena yang paling berhak mendoakan dari lingkungan keluarga, adalah anak. Sebagaimana diperintahkan Allah, ''Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua (ibu-bapak) dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah 'wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil','' (QS Al-Isra (17): 24). Doa anak shaleh inilah yang oleh Nabi Muhammad SAW dinyatakan bisa mengalirkan pahala bagi orang yang sudah meninggal, di samping shadaqah jariyah dan ilmu yang bermanfaat.

Ya Allah ampunilah bapak/ ibu kami yang telah tiada, angkatlah derajatnya dalam kelompok orang-orang yang mendapat petunjuk, berilah penggantinya sesudah kepergiannya menyusul orang yang telah berlalu, ampunilah kami dan beliau, wahai Robb alam semesta berikanlah ia kelapangan di dalam kuburnya dan terangilah ia di dalam kubur..amiiin

Rabu, 23 Juni 2010

Catatan Harian Seorang Ayah


Medan, 15 Juni 1975

Hari ini engkau terlahir ke dunia, anakku. Meski tidak seperti harapanku bertahun-tahun merindukan kehadiran seorang anak laki-laki, aku tetap bersyukur engkau lahir dengan selamat setelah melalui jalan divakum. Telah kupersiapkan sebuah nama untukmu; Qaulan Syadida. Aku sangat terkesan dengan janji Allah dalam surat Al Ahzab ayat tujuh puluh, maknanya perkataan yang benar. Harapanku engkau kelak menjadi seorang yang kaya iman dan memperoleh telah dijanjikan Allah dalam Al-Quran. Sungguh kelahiranmu telah mengajarkanku makna bersyukur...

1981

Sabtu, 19 Juni 2010

Kenapa Wanita Mudah Menangis


Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang bertanya pada ibunya. "Ibu, mengapa Ibu menangis?". Ibunya menjawab, "Sebab ibu adalah seorang wanita..".
Sampai kemudian si anak itu tumbuh menjadi remaja, ia tetap bertanya-tanya, mengapa wanita mudah sekali menangis. Hingga pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya kepada Tuhan, "Ya Allah, mengapa wanita mudah sekali menangis?"

Jumat, 18 Juni 2010

Air Mata Rosulullah


Tiba-tiba dari luar pintu terdengar seorang yang berseru mengucapkan salam. "Bolehkah saya masuk?" tanyanya. Tapi Fatimah tidak mengizinkannya masuk, "Maafkanlah, ayahku sedang demam", kata Fatimah yang membalikkan badan dan menutup pintu.

Kemudian ia kembali menemani ayahnya yang ternyata sudah membuka mata dan bertanya pada Fatimah, "Siapakah itu wahai anakku?"....."Tak tahulah ayahku, orang sepertinya baru sekali ini aku melihatnya," tutur Fatimah lembut. Lalu, Rasulullah menatap puterinya itu dengan pandangan yang menggetarkan.
Seolah-olah bahagian demi bahagian wajah anaknya itu hendak dikenang.

"Ketahuilah, dialah yang menghapuskan kenikmatan sementara, dialah yang memisahkan pertemuan di dunia. Dialah malaikatul maut," kata Rasulullah, Fatimah pun menahan ledakkan tangisnya. Malaikat maut datang menghampiri, tapi Rasulullah menanyakan kenapa Jibril tidak ikut sama menyertainya.

Teruntuk Saudariku yang Sedang Dalam Masa penantian
















ijinkanlah saya berbagi dalam goresan tulisan ini...
jika menurut teman-teman, baik...maka ambillah...
dan jika menurut teman-teman, buruk...maka tinggalkanlah.... 

Saudariku...muslimah...

wanita muslimah…laksana bunga….yang menawan…
wanita muslimah yang sholehah….bagaikan sebuah perhiasan yang tiada ternilai harganya….
Begitu indah…
begitu berkilau...
begitu menentramkan...

teramat banyak yang ingin meraih bunga tersebut…
Namun tentunya....tak sembarang orang berhak meraihnya….menghirup sarinya….

Rabu, 16 Juni 2010

Bapak..... T.T


Semalam ibu menceritakan kembali tentang sisi lain dari bapak yang belum kami ketahui selama ini.....
Tak terasa air mata menetes lagi.......Ada rasa rindu yang mendalam, rindu dengan sosoknya yang subhanallah, mungkin buat orang lain biasa, tapi buat kami, beliau adalah seorang bapak yang selalu mengajarkan kepada kami arti dan pentingnya "kesederhanaan"....















Yang tidak bisa diucapkan papa ....


"Biasanya, bagi seorang anak perempuan yang sudah dewasa, yang sedang bekerja diperantauan, yang ikut suaminya merantau di luar kota atau luar negeri, yang sedang bersekolah atau kuliah jauh dari kedua orang tuanya.. akan sering merasa kangen sekali dengan Mamanya.

Lalu bagaimana dengan Papa?

Senin, 14 Juni 2010

To my Rainbow

















untuk setiap malam dimana aku tak bisa pejamkan mata 
untuk setiap mimpi yang tak pernah aku tahu artinya
dan untuk setiap harapan yang tertanam kuat di dalam asa
apakah kau bisa ceritakan padaku arti perasaanku ini?

untuk setiap ta’lim yang menyejukkan jiwa yang kotor ini
untuk setiap tausiyah yang tiada henti menggetarkan hati
dan untuk setiap ayat dalam Qur’an yang menakjubkan ini
apakah kau bisa ceritakan padaku arti kegelisahanku ini?

untuk setiap kilometer perjalanan panjangku
untuk setiap masalah yang selalu datang menghampiriku
dan untuk setiap waktu yang selalu berharga buatku
apakah kau bisa ceritakan padaku arti sikapku ini?

untuk setiap alunan lagu yang membelai telingaku
untuk setiap lantunan lirik yang menyejukkan dan menyerap emosiku
dan untuk setiap inspirasi yang merasuk ke dalam otakku
apakah kau bisa ceritakan padaku arti keluh-kesahku ini?

karena aku tak bisa menjawabnya sendiri
karena begitu banyak pertanyaan yang ingin aku ungkapkan padamu
karena aku masih ingin mengejar pelangi itu
karena di sanalah aku letakkan semua asa dan mimpiku
karena pelangi itu masih begitu jauh dalam jangkauanku
karena aku masih bisa berlari
karena aku masih bisa bernafas
karena jantungku masih berdegup mengalirkan darah beserta oksigen
karena…
Karena Allah masih mengijinkanku untuk hidup

untuk matahari yang selalu menyambut pagiku
terima kasih telah menghangatkanku
untuk hujan yang selalu mengiringi kesedihanku
terima kasih telah menghapus dukaku
untuk bintang-bintang yang berpendar di langit malam
terima kasih telah membuatku takjub
untuk teman-teman yang aku miliki dan tak akan aku lepas
terima kasih telah mencerahkan hari-hariku
untuk ayah dan bunda yang telah banyak aku susahkan
terima kasih atas semua kasih sayang dan cintanya selama ini

-Ghany Arasyid-

Senin, 07 Juni 2010

T.T



Tatkala embun pagi itu tlah pergi
Ketika itu juga harapan sang mentari tlah hilang
Embun pagi ada apa gerangan denganmu?
Sang mentari hanya ingin menyambutmu dengan sejuta serpihan kebahagiaan
Kebahagiaan untuk menyinari dunia dengan senyuman
Apalah arti senyuman sang mentari bila embun pagi tlah pergi
Masih bisakah sang mentari akan tetap tersenyum dan terus tersenyum
Embun pagi takkah kau bisa kau rasakan hadirnya senyuman hangat sang mentari
Sang mentari akan terus tersenyum sampai dia bisa temukan harapan kecil itu lagi
Sebuah harapan untuk waktu yang akan mempertemukan denganmu duhai embun pagi
Entah kapan….kapan….dan kapan harapan kecil itu akan terwujud…
Semoga suatu saat nanti………

Sebuah skenario


Tulisan jadul waktu masih kuliah ternyata masih ada =D..he2 coba dibaca lagi daaaaan...akhirnyaa..=)
Sedikit kesimpulan muncul...cling---cling--clinggg ^.^
Kita hidup didunia ini bila diibaratkan, tak lebih dari seorang bintang film yang mendapatkan skenario dari Sang sutradara, yaitu Allah Ta'ala. Bagaimanapun skenario itu, entah baik atau buruk, kita tetep harus "melokonkannya"...tinggal bagaimana kita bisa menyikapinya dengan "Baik"...
Apapun kejadian yang menimpa kita, sejatinya sudah ada yang mengatur, dan kita tak perlu takut dengan 'kejadian', karena yang seharusnya ditakutkan adalah ketika kita tak bisa melihat hikmah dibalik 'kejadian'



Terkadang Allah menghilangkan sekejap matahari
Lalu Allah turunkan petir dan guntur
Puas kita menangis mencari di mana matahari
Ternyata Allah ingin menghadiahkan kita pelangi
(NN)

Akankah pelangi itu hadir disela-sela sedihnya
Ataukah hanya petir dan guntur yang akan ditemuinya
Senyum itu kini terus memudar
Karena matahari telah meninggalkannya

Sedihnya semakin dalam
Tatkala ia tak menemukan pelangi itu
Kini penantiannya hanyalah sia-sia
Harapan kecil itu tak akan pernah ada

Namun……. ketika ia menoleh ke belakang
Pelangi itu tengah muncul sangat indah
Indah…..sekali, hingga senyumnya mengembang lagi
Dalam hatinya bergumam,inilah pengganti mataharinya

Lalu ia berlari mendekat sang pelangi
Dia terus berlari dan berlari
Tapi ia berlari sangat kencang
Hingga akhirnya iapun terjatuh

Lama ia tak sadarkan diri
Dan Ketika dia terbangun dan sadar
Ia hanya bisa menunduk dan menangis sedih
Tetes air matanyapun terjatuh ditanah

Ternyata……………………..
Dia hanya bermimpi melihat sang pelangi itu
Kini ia hanya bisa merenung
Merenung untuk mensyukurinya
Bukan untuk melupakannya
Karena ini hanya skenario yang dimainkan olehnya

Teruntuk yang kusayang slalu…..



Sungguh harus berapa kali ku ucap….
Ku sayang mereka karena Allah….
Kini…smua kebiasaan telah berubah
Berubah karena bertambahnya usia dan waktu

Bila dulu kamar tidur yang selalu harum pewangi, kini berubah menjadi bau obat
Bila dulu kemanapun aku pergi selalu diantar mereka, kini menjadi aku yang harus mengantar mereka…
Bila dulu mereka yang merapikan rambutku, sekarang aku yang gantian merapikan rambutnya

Seandainya diriku ini adalah peri
maka ku akan menaburkan semua jenis bubuk kebahagiaan untuk mereka
Seandainya diriku adalah pesulap
maka ku akan memberikan semua atraksi yang lucu agar mereka tersenyum
Tapi aku bukan mereka, aku hanya hamba Nya yang masih banyak kekurangan
sehingga untuk sekedar bilang “aku sayang” saja terasa sangat sulit

Apakah kalian tahu mengapa kata-kata itu tak bisa keluar dari mulutku???
Karena…..karena AKU TERLALU SAYANG MEREKA…..
Karena AKU TERLALU CINTA MEREKA
Sungguh aku sayang mereka karena Allah
“IBU BAPAK ………… “

Dan sekali lagi ku ingin berucap “aku sayang BAPAK karena Allah”………….maaf jika sampai bapak tlah tiadapun, aku tak mampu untuk mengucapkan kata2 indah itu…..sungguh penyesalan selalu datang di belakang…….
Kadang kita sendiri tak menyadari bahwa ketika kita mencintai atau menyayangi seseorang terlalu sayangnya maka kita tak akan sanggup untuk mengatakan hal itu, karena kita terlalu takut..takut mengecewakan seseorang yang kita sayang…..
ku hanya titip pesen buat temen2 yang masih memiliki ortu yang lengkap (ayah-ibu)…sayangi mereka selalu selama mereka masih ada, buatlah mereka selalu tersenyum dan jangan buat mereka meneteskan air mata sedih karena kita, jangan pernah sia-siakan waktu yang ada untuk berbincang2 dengan mereka, carilah ilmu dari semua pengalaman mereka, dan yang terpenting…buatlah mereka bangga memiliki anak seperti kita…..

Buat temen2 yang mungkin sudah ditinggal salah satu dari ortunya, janganlah kita berhenti dan lelah untuk selalu berdoa untuk mereka, untuk selalu memohonkan ampunan kepada Allah, karena yang paling berhak mendoakan dari lingkungan keluarga, adalah anak. Sebagaimana diperintahkan Allah, ''Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua (ibu-bapak) dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah 'wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil','' (QS Al-Isra (17): 24). Doa anak shaleh inilah yang oleh Nabi Muhammad SAW dinyatakan bisa mengalirkan pahala bagi orang yang sudah meninggal, di samping shadaqah jariyah dan ilmu yang bermanfaat.

Ya Allah ampunilah bapak/ ibu kami yang telah tiada, angkatlah derajatnya dalam kelompok orang-orang yang mendapat petunjuk, berilah penggantinya sesudah kepergiannya menyusul orang yang telah berlalu, ampunilah kami dan beliau, wahai Robb alam semesta berikanlah ia kelapangan di dalam kuburnya dan terangilah ia di dalam kubur..amiiin